Prolog Inilah Hijrah Cintaku
Zahra sedari tadi membungkam mulutnya. Ia takut untuk berkata-kata. Pikirannya sedang menata satu demi satu kalimat yang akan ia katakan kepada sosok laki-laki dihadapannya. Laki-laki yang berhasil meruntuhkan pertahanan hatinya, bahkan dalam jangka waktu yang cukup lama. “Sebelumnya aku minta maaf jika yang kukatakan nanti akan membuatmu kecewa.” Zahra menjeda perkataannya. Sedangkan laki-laki dihadapannya hanya menyimak seksama. “Aku wanita biasa yang hanya bisa menunggu. Aku tahu yang kita lakukan ini nggak benar. Saat aku menerimamu dulu, kukira kamu akan segera datang ke rumahku. Menemui Abi dan Ummi untuk mengkhitbahku. Tapi kamu nggak datang-datang. Padahal ini sudah hampir setahun. Maaf jika aku lancang mengatakan ini. Bagiku, jika kamu serius, kamu nggak akan menunda-nunda niatan yang baik itu.” Laki-laki di hadapan Zahra menoleh...